-- Volume 1 chapter 27 --
Salju pertama Bei Mo datang dipertengahan bulan November.
Jendral Ze Yin memilih waktu ini untuk datang ke istana, untuk mengajukan pengunduran dirinya dari militer kepada Raja Bei Mo.
“Mengapa begitu tiba-tiba?” Raja Bei Mo tiba-tiba kehilangan minat untuk menikmati salju, ia menoleh kepada Ze Yin dengan mulut menganga.
Ze Yin membalas, “Bahaya di perbatasan sudah berlalu, maka Ze Yin harus menepati janjinya pada Yangfeng.”
“Tidak lagi berurusan dengan masalah militer sehingga kau bisa menemani istrimu hingga hari tua, dan menyaksikan alam berkembang tahun demi tahun, apa aku benar? Sungguh janji seorang pria sejati.” Raja Bei Mo berbalik arah, menolak untuk berkata lebih lanjut. Setelah beberapa saat, ia akhirnya menambahkan, “Apa Yangfeng masih merasa bersalah atas kematian dua Pangeran Dong Lin?”
Ze Yin berkata dengan menghela napas berat dan merendahkan suaranya. “Kebaikan hati seorang wanita sebaiknya tidak dilibatkan dengan masalah negara. Ini bukan kesalahan Yang mulia.”
“Jadi, sepertinya ia masih mendendam padaku. Sungguh di sayangkan, tak ada apapun yang bisa menggantikan seorang teman baik.” Raja Bei Mo tersenyum getir sambil mengangguk, “Apa lagi yang bisa kukatakan? Baiklah, baiklah, Jendral Ze Yin kau boleh pergi.”
Di Kediaman Jendral Utama di Bei Mo, di tengah langit dan tanah yang bersalju terdapat tulisan ‘pergi meninggalkan’ dari atas gerbang utama, tulisan tersebut di tulis sendiri oleh Raja Bei Mo.
Keinginan Ze Yin untuk menggundurkan diri telah lama tercium oleh para pelayan yang telah bersamanya selama bertahun-tahun dan mereka sangat setia. Kemanapun Ze Yin pergi, mereka akan mengikuti, jadi ketika kabar burung menjadi resmi, suasana kediaman tetap tenang seperti biasanya. Setiap orang sepertinya saling mengerti maka mereka membereskan barang mereka masing-masing tanpa banyak bertanya, bersiap meninggalkan Bei Yali.
Salju masih terus turun selama tujuh hari berikutnya, tanpa tanda-tanda akan berhenti.
Jalur perjalanan meninggalkan Bei Yali sangat putih bersalju, dan sebuah kelompok kecil berjalan dengan santai di atasnya. Roda kereta menekan salju, meninggalkan dua jejak yang panjang.
Sebuah kereta yang paling bagus berada di tengah, sebuah pemanas kecil di nyalakan. Yangfeng menundukan kepalanya, melihat ke arah bayinya yang berada di lengannya. Bayi itu begitu aktif, persis seperti ayahnya yang baru akan tertidur setelah begitu lama membujuknya.
Sebuah senyuman terbentuk di bibirnya dan ia meletakan bayinya di atas sebuah selimut kecil, membungkusnya dengan hati-hati. Yangfeng bersin kecil ketika ia mendekati jendela.
“Mengantuk?” Ze Yin bergerak memandangi mereka, perlahan memperhatikan bayinya yang tertidur. Ia terbiasa mengangkat pedang dan membunuh, tapi melihat kelembutan tersebut, seorang bayi yang baru lahir, ia hanya bisa berpikir kalau ia akan menyakitinya jika berusaha memeluknya. Ia merasa lebih takut ketika menjadi seorang ayah pertama kalinya dibanding ketika ia terjun ke medan perang untuk pertama kali.
Yangfeng melihat raut wajahnya dan terkekeh perlahan, bergerak mendekatinya, menyaksikan anak mereka bersama-sama. Dengan suara penuh cinta ia berkata, “Lihat hidungnya dan mulutnya yang kecil. Ia sungguh seperti Ze Yin kecil.”
“Wajahnya mirip ibunya.” Ze Yin sangat riang, “Anak ini benar-benar mirip ibunya. Ia memiliki masa depan menjanjikan. Yangfeng, aku sungguh berterima kasih padamu.”
Yangfeng terkejut. “Terima kasih padaku?”
“Ini semua berkatmu, kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa memiliki seorang bayi yang imut?”
“Apa maksudmu?” Yangfeng merasa marah tapi juga tersanjung. Tidak ingin bayinya terbangun, ia menyentakkan lengan baju Ze Yin. Mereka berdua duduk diam di tempatnya, di atas kasur bulu kecil. Yangfeng berkata dengan pelan, “Apa suami berpikir kalau aku terlalu keras kepala?”
“Mengapa aku berpikir demikian?”
“Yangfeng memaksa suami meninggalkan jabatan Jendral Utama, bahkan meninggalkan Bei Yali untuk menetap ditempat lain. Yangfeng memaksamu pergi bahkan ketika hari begitu bersalju, dan tidak mempedulikan kalau Qing’er bahkan belum satu bulan. Atas semua itu, bukankah berarti Yangfeng terlalu keras kepala.”
Ze Yin tertawa, tanganya yang besar dan kasar menarik wajah Yangfeng dan dengan suaranya yang dalam dan lembut ia berkata, “Apa ada orang lain yang mampu memaksaku, Ze Yin, untuk menggundurkan diri? Berhenti dan meninggalkan Bei Yali adalah harapanmu. Dan sesuai harapanmu, aku akan melakukannya dengan senang hati.” Ia berhenti dan suaranya semakin lembut, “Lagipula, aku tahu kau masih merasa tidak nyaman atas apa yang terjadi pada Pingting. Walaupun hadiah dari Raja terus berdatangan, kau semakin merasa terpojok setiap kali.”
Ketika membicarakan Pingting, wajah Yangfeng menjadi sangat sedih. Dengan suara rendah ia berkata, “Kemarin malam aku memimpikan Pingting. Ia berdiri di depanku, tidak tersenyum, tidak bicara. Aku meraihnya untuk menyentuhnya, tapi ia seperti bayangan, sesuatu yang tak bisa disentuh. Ze Yin, aku telah meminta Pingting untuk membuat sebuah rencana demi Bei Mo.”
“Aku tahu.” Ze Yin menarik Yangfeng ke pelukannya, kesedihan juga berkilas di matanya. “Negaraku, Bei Mo, berhutang banyak padanya, tapi mereka melemparkan semua kesalahan atas pembunuhan dua Pangeran Dong Lin kepadanya. Ze Yin sangat malu untuk bertemu muka dengannya.”
“Ia juga tidak berniat membersihkan kesalahpahaman ini.” Yangfeng putus asa. “Sejak kau mencari dimana Chu Beijie tinggal. Aku sudah mengirim seseorang untuk menyampaikan suratku, memberitahunya untuk menjernihkan hal ini dengan Chu Beijie, kalau orang yang telah membunuh dua keponakannya adalah He Xia. Tapi ia tidak mengirim balasan apapun padaku.”
“Ia seharusnya menjadi tahanan rumah sekarang. Mungkinkah surat yang kita kirim tidak sampai padanya, tapi berakhir di tangan orang-orang Chu Beijie?.”
Yangfeng menggelengkan kepalanya, “Bukankah lebih baik kalau Chu Beijie membacanya? Tapi sepertinya pasukan Dong Lin tidak mengejar He Xia saat ini, artinya kemungkinan besar mereka masih belum tahu apa yang He Xia lakukan. Menurutku Chu Beijie terlalu sombong, sehingga ia takkan menahan atau bahkan mengintip surat milik Pingting. Aku hanya takut kalau Pingting tidak membantah semua itu?”
Alis tebal Ze Yin menjadi kusut, tidak mengerti, “Karena ia tahu kalau He Xia telah berubah, kenapa ia masih mau dihukum untuk menggantikannya?”
Yangfeng merasa agak dingin, ia menggeser tubuhnya ke pelukan Ze Yin sampai ia bisa mendengar detak jantung suaminya yang semakin kencang. Tatapannya beralih kepada bayi yang tertidur di dekatnya dan ia menghela napas sambil berkata. “Kecewa kepada seseorang adalah satu hal, tapi membencinya adalah hal lain. Pinting sangat tahu hal ini, begitu ia mengatakan hal yang sebenarnya, maka He Xia akan segera menjadi buronan nomor satu bagi Dong Lin. Lantas apa bedanya dengan membunuhnya sendiri? Persahabatan mereka sudah terjalin selama belasan tahun takkan bisa hancur semudah itu.”
Suara Yangfeng menjadi pelan dan semakin pelan, sepertinya ia lebih memikirkan masalahnya lebih dari sebelumnya. Ia ragu agak lama tapi akhirnya ia berkata, “Aku lebih khawatir karena ia begitu cerdik, daripada mencoba meluruskan kesalahpahaman, sepertinya Pingting malah akan menggunakan ini untuk menguji perasaan Chu Beijie. Aaah, bagaimana mungkin hati seorang pria bisa di uji?”
Ze Yin bisa merasakan kesedihan pada nada suaranya, ia sangat khawatir kalau Yangfeng jatuh sakit, karena hari ini belum lewat lima belas hari sejak ia melahirkan dan begitu banyak kekhawatiran di pikirannya. Ze Yin menepuk pundaknya dengan lembut dan menyakinkannya. “Jangan terlalu khawatir. Walaupun aku sudah menggundurkan diri tidak berarti aku kehilangan pengaruh. Jika Pingting membutuhkan sesuatu kita pasti bisa membantunya.”
“Semoga para dewa melindungi Pingting.” Yangfeng mengepalkan tangannya di dadanya, berdoa.
Kelompok perjalanan Ze Yin perlahan semakin maju melewati tanah berlapis salju, sementara itu langit di penuhi kembang api di halaman istana kerajaan negara Yun Chang.
Istana di hias penuh dengan kain sutra merah, dan para pelayan mengenakan pakaian yang mewah, pakaian untuk perayaan, merka keluar masuk ruangan seperti air mengalir, membawa masuk makanan pencuci mulut yang penuh warna.
Suara genderang terdengar dari dalam hingga luar istana, sehingga para rakyat Yun Chang berkumpul dan berbincang.
“Tuan Putri akan segera menikah!”
“Heh, Yun Chang kita akan memiliki Raja?”
“Seharusnya Raja sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Walaupun Tuan Putri sangat pintar, tapi sebagai wanita, tidak baik kalau terlalu mencampuri urusan negara bukan? Lebih baik kalau menemukan seorang suami yang menggurusnya dan melahirkan seorang putra juga.”
“Hahahaha, itu masuk akal.”
“Tentang hal itu, Tuan Putri kita memiliki selera yang bagus. Sejak Raja meninggal, jumlah pria yang melamar meningkat drastis, hampir bisa merubuhkan gerbang istana. Tuan Putri menolak semua orang, tapi ia memilih yang satu ini.”
“Yeah! Yeah! Seperti yang di harapkan dari seorang Tuan Putri negara Yun Chang, memiliki selera yang bagus. Dengan dia sebagai Raja, negara kita tidak perlu takut lagi pada Chu Beijie dari Dong Lin dan Ze Yin dari Bei Mo! Hahahaha, mari, ayo bersulang untuk Tuan Putri dan Suaminya dengan sedikit arak!”
Arak yang harum mengalir bebas dari cangkir-cangkir mereka.
Gui Changqing menyebrang melewati kumpulan para pelayan yang seperti kupu-kupu, sambil mengenakan pakaian keluarga istana yang berat, menuju sebuah bangunan kecil yang nyaman di bagian barat halaman istana.
Seorang pelayan yang paling berpengaruh di istana Yun Chang, Luyi, telah berdiri di depan pintu masuk, dan sedang memberikan instruksi pada dua orang pelayan. “Ambilkan hadiah ikat pinggang dua Phoenix emas yang dikirim beberapa hari lalu. Juga, ambilkan beberapa daun kering dan letakan di atas piring merah, sembilan puluh sembilan lembar, tidak lebih tidak kurang. Aku akan menjelaskan pada kalian semua, hari ini adalah hari yang penting, dan kalau ada dari kalian yang berani membuat kesalahan, hati-hati dengan kaki kalian.” Ia mengatakan semua itu dalam satu tarikan napas dan ketika ia berbalik, ia melihat Gui Changqin, dan ia segera tersenyum. “Pejabat Senior Gui, silakan masuk, Tuan Putri telah menunggu sejak tadi, tapi anda masih belum tiba juga. Tuan Putri ingin segera menemui anda.”
Gui Changqing tersenyum ramah, memasuki ruangan.
Ruangan penuh dengan harum dupa. Walaupun diluar terdengar suara musik gembira yang keras, tapi di dalam hanya sepertinya musik itu berada di kejauhan. Ia menyingkap tirai, dan terlihat sebuah sosok yang kurus sedang duduk sendirian menghadap cermin di depan mereka.
Gui Changqing telah mendengar Tuan Putri Yaotian yang terkenal, sebuah suara nyaring terdengar sebelum ia melepaskan tirainya. “Masuklah, Pejaba Senior.”
Gui Changqing mendorong tirai kembali, berjalan sampai ia berdiri di depan cermin.
Tuan Putri berpenampilan sangat luar biasa mempesona. Sebuah rangkaian bunga dan taburan batu permata disusun dengan rapi di kepalanya. Di lehernya, ia mengenakan kalung mutiara, tapi tak ada satupun dari perhiasan ini yang mampu menggalahkan kilau di kedua matanya.
Putri Yaotian meletakan pinsil alisnya yang berada di tangannya, memperhatikan wajahnya dengan seksama di depan cermin perunggu. Ia bergurau pelan, “Pejabat Senior apa Yaotian telah berdandan cukup cantik?”
Gui Changqing memperhatikannya baik-baik dan mengangguk, “Tentu saja luar biasa.” Ada sebuah jeda. Lalu karena ada sesuatu yang ingin ia katakan, ia mengeluh panjang. “Tuan Putri akhirnya akan menikah. Gadis kecil yang senang membuat semua pelayan berlari mengerjarnya sampai mereka kehabisan napas, segera akan memiliki seorang suami. Waktu sunggu telah berlalu dengan cepat. Apa Putri bahagia?”
“Bahagia juga khawatir.” Yaotian menatap dirinya sendiri di depan cermin. “Ketika ibu masih hidup, ia pernah berkata kalau menikah seperti menjangkau lubang hitam. Tak bisa ditebak apakah yang kau dapatkan adalah permata berharga atau seekor yang mematikan. Pejabat Senior adalah yang paling setia pada negara Yun Chang. Kalau bukan atas bantuan anda sejak kematian ayah, aku takkan mampu menghadapi masalah negara. Aku ingin bertanya pada anda, tolong jawab dengan sangat jujur.”
Gu iChangqing menjawab dengan suara yang jelas, “Silakan Tuan Putri.”
“Ketika aku memilih He Xia, para pejabat dan rakyat merasa gembira, tapi mengapa anda terlihat khawatir belakangan ini?”
Gui Changqing tidak menyangka Tuan Putri Yaotian akan bertanya hal seperti ini dan ia terlihat sangat terkejut tapi akhirnya ia menjawab setelah beberapa pertimbangan. “Raja meninggal terlalu cepat, tidak meninggalan seorang putra mahkota. Tuan Putri mengatur masalah negara sebagai seorang wanita dan semuanya mengerti siapapun yang menikahi Putri akan menjadi Raja selanjutnya dari negara YunChang. Karena itulah aku terus menerus mengingatkan Tuan Putri untuk berhati-hati ketika memilih seorang suami, jangan sampai memilih orang yang tidak berguna yang akan membawa kehancuran bagi Yun Chang.”
“He Xia tidak berguna?”
“Putri, anda juga mengerti. He Xia sedang dicari oleh Raja Gui Le dan sedang mencari perlindungan.”
“Walaupun keluarga sekarang sedang kacau, ia memang berasal dari keluaga yang baik, maka sikapnya luar biasa terhormat, dan juga bakatnya yang langka. Saat ini, ketika kemungkinan perang akan terjadi, masih melingkupi seperti awan, seorang pejuang adalah yang paling berharga. Tuan Putri memutuskan menikah pada saat ini seperti membuat sebuah tembok baja bagi negara kita Yun Chang. Tapi...” Gui Changqing mengelengkan kepalanya dan suaranya melembut, “Dia terlalu kuat dan terlalu berambisi. Takkan mudah untuk membuat pria ini tetap di sampingmu untuk waktu yang lama.”
Purti Yaotian menunduk dan berpikir. Dengan suara ragu ia berkata, “Kalau begitu mengapa Pejabat Senior tidak mengatakannya padaku sejak awal? Aku selalu mendengarkan pendapatmu.”
“Bahkan jika aku mengatakannya di awal, apa keputusan Tuan Putri akan berubah?” Gui Changqing mendesah, “Aku telah mengabdi selama dua puluh tahun dan telah mengenal Tuan Putri sejak lahir. Bagaimana mungkin aku tidak melihat kalau Putri telah mengeraskan hatinya menjadi besi, dan dengan mantap memutuskan hal itu?”
Putri Yaotian mengigit bibirnya, berpikir lalu tersenyum. “Seperti yang diharapkan dari seorang Pejabat Senior. Memang benar aku tidak akan mengubah keputusanku. Sejak He Xia melangkahkan kakinya masuk ke istana, aku sudah memutuskan tidak akan menikahi orang lain. Gadis mana yang tidak ingin menikahi seorang pria yang pantas disebut pahlawan? Bukannya tidak ada pahlawan lainnya, bahkan jika kau beruntung bertemu dengan mereka, kau tidak akan berani berharap terlalu banyak.”
Ia berdiri, dan perhiasan di rambutnya bergemerincing.
“Tapi Pejabat Senior juga benar, aku harus bekerja keras agar pria itu tetap di sampingku.” Yaotian berbalik dan menatap Gui Changqin, memberikan senyuman polos. “Pejabat Senior, bisa kau bantu aku memikirkan bagaimana menjaga hati He Xia.”
Gui Changqing membungkuk, “Aku akan sepenuh hati memikirkannya.”
“Bagus sekali.” Yaotian menoleh ke arah pintu, menatap sisi lain istana, dan berbisik pada dirinya sendiri. “Suara musik semakin mendekat. He Xia... ia seharusnya sudah tiba di pintu masuk bangunan utama, benar?”
Di negara lain yang jauh, di istana kerajaan Gui Le, He Su terdiam menatap langit yang mendung.
Sang Ratu mendekatinya dari belakang, penasaran, “Setelah membaca surat, Yang Mulia sepertinya terlihar sangat khawatir. Apa itu kabar yang sangat buruk?”
He Su mengangguk. “Tuan Putri Yaotian dari Yun Chang setuju untuk menerima lamaran pernikahan He Xia dan mereka akan melangsungkan pernikahan hari ini.”
Ratu ternganga. “Tuan Putri Yaotian sungguh setuju menikah dengan He Xia, yang tidak punya apa-apa? Mengapa ia begitu bodoh?”
“Ini keputusan bagus.” He Su menegok ke belakang, sesaat bertemu mata dengan Ratu, “He Xia tidak memiliki apa-apa. Kekayaan terbesarnya adalah dirinya sendiri. Di dunia ini, banyak orang yang memiliki kekayaan harta benda, tapi mereka yang memiliki kekayaan diri sangat jarang. Putri Yaotian mengetahuinya, dan berangan-angan pada saat ini.”
Ratu bisa mendengar nada menuduh pada suara Raja dan menundukkan kepala dengan patuh. “Karena Raja sedang merasa kesal, sebaiknya aku memainkan sebuah lagu.” Ia berbisik.
“Tidak usah.” He Su berdiri di dekat jendela, menatap ke arah yang dulunya pernah berdiri bangunan Kediaman Jin Anwang, dan berguman, “Apa lagi kesalahan yang telah kulakukan? Dua pemain kecapi termasyhur Gui Li tidak lagi menjadi milik Gui Li.”
Yangfeng pergi karena Ratu percaya pada gosip, dan memutuskan untuk menyingkirkannya. Mendengar He Su menyebut namanya, hati Ratu sangat terkejut. “Itu karena kebodohanku. Aku bersedia menerima semua hukuman.” Ia mengangkat bajunya yang panjang dan berlutut, kepalanya tertunduk.
He Su diam sangat lama. Pikiran lain sepertinya melintas di kepalanya, karena ia mulai tertawa. “Kau boleh berdiri Ratu.”
Ia berbalik, membantu Ratu berdiri. Suaranya agak senang ketika berbicara, “Kemampuan Yangfeng mungkin luar biasa, tapi ia hanya salah seorang wanita di istana selir. Kalau kita membicarakan menyusun strategi tak ada yang bisa mengalahkan Bai Pingting. Tak masalah kehilangan Yangfeng, aku heran He Xia melepas Bai Pingting untuk ketertarikan sementara. Ia harus membayar mahal di kemudian hari.”
Ratu dengan segera menjadi curiga, “Apa Bai Pingting begitu hebat?”
“Apa Ratu belum pernah bertemu Bai Pingting?”
Ratu mencoba mengingat-ingat. “Ia jarang masuk istana. Aku hanya pernah melihatnya sekali atau dua kali. Ia tidak suka berbicara dan ia terlihat biasa.”
“Bai Pingting mungkin tidak cantik, tapi ia memiliki pesona yang lain, sehingga kau merasa ingin berada dekat dengannya, dan bersamanya selamanya.” He Su menatap Ratu, dan tersenyum. “Pria bisa dengan mudah jatuh cinta pada wanita cantik dan mudah terhibur oleh mereka, tapi berapa banyak wanita yang begitu berharga, sehingga seorang pria ingin berada di sisinya selamanya?”
“Apa itu berati He Xia telah melepaskannya?”
“He Xia akan menyesalinya, mungkin ia sudah menyesal, tapi untuk apa itu?” He Su memicingkan matanya, sebuah cahaya terlihat berkembang dari ujung bola matanya. “Aku takkan membiarkan dia mendapatkan kembali Bai Pingting dengan mudah.”
Setelah makan malam, He Su tetap di ruang utama, menyortir masalah negara. Ratu mengundurkan diri.
Berjalan ke sudut di luar ruangan, ia berhenti dan mengusap airmatanya dengan lengan baju.
Pengasuh Ratu, Nyonya Cheng Xiang yang sedang menemaninya terkejut. “Ada masalah apa Yang Mulia?”
“Raja telah jatuh cinta.”
“Dengan siapa?”
“Bai Pingting dari Jin Anwang.”
Nyonya Chen Xiang terdiam.
Ketika Raja memerintahkan untuk menghancurkan kediaman Jin Anwang, ia telah memerintahkan secara pribadi agar He Xia dan Bai Pingting datang ke istana. Itu adalah perintah tegas, begitu mereka menolak maka mereka harus dibunuh ditempat. Hanya seorang yang boleh hidup, tidak boleh di lukai. Bai Pingting dari Jin Anwang.
Kamar pengantin di hias dengan mewah, dan pipi sang pengantin merona merah.
Sebuah kain merah penutup kepala perlahan jatuh ke lantai, seperti di tiup pelan oleh angin dan seorang pria tampan berada di depannya.
Salah seorang pria terhormat di antara empat negara, Tuan Muda Jin Anwang yang terkenal sedang berdiri di depannya.
“Putri.”
“Suamiku.”
Suara bisikan mereka terdengar dan ketika mata mereka bertemu, hati Yaotian terus berdetak keras.
He Xia melepaskan ikatan bunga merah di dadanya dan melepaskan hiasan bunga Putri Yaotian dengan kedua tangannya dan tersenyum sambil menghela napas. “He Xia tidak mengharapkan ini sejak kehilangan rumah, kalau ia begitu beruntung bisa mendapatkan kebaikan hati Putri, ketika tak ada seorangpun yang bersedia membantunya. Langit telah begitu tidak adil padaku.” He Xia tersenyum lembut, mentap wajah diam Yaotian. “Sepertinya Tuan Putri punya kekhawatiran lain?”
Yaotian tertawa kecil, merasa bersalah, membalas, “Aku hanya berpikir, kalau kediaman Jin Anwang tidak hancur, apa Yaotian bisa begitu beruntung menjadi istri anda.” Airmata keluar dari kedua matanya dan berhenti di ujung tempat tidur. Ia menghela napas, “Sekarang malam pengantin dan pria yang berada di depanku adalah orang yang sangat berbakat sastra dan militer, seorang pahlawan yang sebenarnya. Ini seperti mimpi indah, jadi aku khawatir kalau ini hanya sebuah mimpi.”
He Xia mengerutkan dahi, “Mengapa berkata seperti itu Putri, anda tidak percaya pada kesetiaan hati He Xia?”
“Ohh.. salah bicara.” Putri Yaotian berbalik, dan tersenyum manis pada He Xia. “Kalau aku tidak percaya suami, lantas mengapa aku berjanji untuk selalu bersama?”
He Xia memperhatikan mata Yaotian dengan seksama, kedua bola mata He Xia seperti kolam penuh keajaiban dan rasanya membuat Yaotian serperti terhisap masuk. Ia sedang berlutut dengan satu lutut di depan Putri Yaotian, dan dengan mesra menyentuh tangannya. Menegakkan kepalanya dan berkata, “Jangan khawatir Putri, He Xia bersumpah suatu saat aku akan membuat Putri menjadi wanita yang paling terhormat di dunia dan secara pribadi memahkotai anda sebagai Ratu dari empat negara.”
Mata Putri Yaotian tiba-tiba membesar, “Apa suami sungguh memiliki ambisi setinggi itu?”
He Xia menegadahkan kepalanya dan tertawa lama. “Hidup ini terlalu singkat, kalau aku tidak melakukan hal yang hebat, bagaimana aku merasa berjasa pada orangtuaku yang telah membesarkan.”
Tuan Putri mendengar nada suaranya penuh dengan keyakinan, terdengar sangat gagah. Dan ia diam-diam merasa senang, ia berkata dengan suara pelan. “Karena suami sangat percaya diri, rupanya sudah memiliki rencana untuk menyatukan empat negara.”
He Xia berhenti tertawa, berpikir sebentar sebelum berkata, “Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan lawanku tidak kembali menjadi kekuatan bagi negara Dong Lin.”
Putri Yaotian telah mengatur masalah negara untuk beberapa saat, maka ia mengetahui siapa saja orang-orang penting dari setiap negara. Ia segera menimpali, “Chu Beijie telah menggundurkan diri dan berdiam di gunung, tidak tertarik lagi pada pemerintahan, tapi ia pasti akan turun gunung begitu Dong Lin dalam masalah. Bagaimana rencana suami untuk memutus hubungan darah antara Chu Beijie dengan keluarga istana Dong Lin ?”
He Xia diam-diam mengagumi kecerdasan gadis ini, karena mengetahui situasi empat negara dengan sangat baik. Ia mengisyaratkannya pandangan sependapat, menarik pinggangnya berdiri agar bisa menggagumi bulan yang berada jauh dari balik jendela bersama-sama.
“Hanya ada satu hal yang bisa membuat Chu Beijie takkan pernah kembali ke istana Dong Lin. Bahkan meskipun keluarga kerajaan berada dalam bahaya, Chu Beijie takkan berani ikut campur dan hanya akan duduk menyaksikan.”
Putri Yaotian mengerutkan dahi agak lama, lalu menggelengkan kepalanya. “Aku sama sekali tidak bisa menebak. Dalam hal apa, Chu Beijie akan meninggalkan keluarganya sendiri?” Matanya yang cantik, pintar dan bijaksana sedang memperhatikan He Xia, mencari jawaban.
Sebuah keraguan muncul di wajah He Xia yang tampan. He Xia memandangi bulan, bergetar sedikit. Lalu, ia ingat belum menjawab pertanyaan Putri Yaotian, ia menghembuskan napas pelan, dan berbisik, “Itu, saat Chu Beijie, keluarga dari kerajaan Dong Lin, kehilangan wanita yang sangat dicintainya.”
“Wanita yang sangat dicintai Chu Beijie?”
“Namanya ....” Bibir He Xia terasa berat di gerakan. Dan akhirnya melontarkan sebuah nama yang akrab dengan susah payah, “..... Bai Pingting.”
Putri Yaotian sangat terkejut, dan ia mengatup bibirnya sebagai jawaban.
Pingting, Bai Pingting.
Otak sesungguhnya didalam kediaman Jin Anwang. Pelayan He Xia yang paling disayangi.
Kabar burung mengatakan Bai Pingtinglah dalang dibalik mundurnya pasukan Dong Lin dengan terpaksa dan memberikan Gui Li kedamaian selama lima tahun.
Kabar burung juga mengatakan kalau Bai Pingting yang telah menyelamatkan Bei Mo, dan membunuh kedua Pangeran kecil Dong Lin.
Kabar burung mengatakan kalau Bai Pingting telah menjadi tahanan Chu Beijie yang sangat marah.
Wanita seperti apa dirimu sesungguhnya?
--00--
novel, translate, klasik, cina, chinese, terjemahan, indonesia